Minggu, 02 Juni 2013

Rahasia Modern kecepatan MOTOR satria fu

Satria FU

Rahasia Modern kecepatan MOTOR satria fu - Salah satu momok di dunia balap trek lurus, baik resmi maupun non-resmi adalah motor garapan bengkel HDS Motor yang digawangi Hawadis, yang beralamat di Jl. Swatirta/Bakti No. 28, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakut. Garapan terkenal kencang dan pastinya sulit dikalahkan.

Suzuki Satria FU berwarna putih yang punya julukan Playboy ini salah satunya. Motor milik Wendel Toar, menurut beberapa pelaku balap masih sulit dikalahkan. Mau tahu rahasianya? Hawadis mau berbaik hati membukanya, lo.

Pertama membuncitkan kapasitas mesin. Piston bawaan yang diameternya hanya 62 mm digusur pakai milik Yamaha Scorpio (70 mm). Pemasangannya tentu butuh penggantian boring dan membesarkan mulut crank case.

Lalu stroke dinaikkan sampai 72 mm, dari standarnya yang hanya 48,8 mm. Pantas jika paking blok sangat tebal, sekitar 1 cm. Cara naikin stroke-nya gimana? Pakai setang seher RX-Z, terang Hawadis.
Pemilihan setang piston RX-Z lantaran diameter pen big end kecil. Sehingga pemasangan di daun kruk as bisa lebih keluar, sisanya ditutup pakai las. Makanya stroke bisa dinaikkan maksimal. Dengan kombinasi itu, maka isi silinder jadi 276,9 cc!
Biar pasokan bahan bakar dan pembuangan sisa pembakaran makin lancar, klep pun dibesarkan. Kombinasinya in 24 mm, out 22 mm. Pemasangan tentu butuh penggeseran sudut klep. Tak lupa dilakukan porting & polish.

Satria FU                                     Satria FU

Pemasok bahan bakar sendiri pakai Keihin PE 28 yang di-reamer mentok hingga 32 mm! Sampai-sampai beberapa bagian luar mesti ditambal lem. Spuyernya ketemu 55 dan 135. Pelepas gas buang tentu pilih yang free flow, pakai merek HDS.
Satria FU

Yang spesial menurut Hawadis, pemakaian magnet dan sepul Yamaha YZ 125 yang terkenal enteng. Namun anehnya kendati sepul terpasang, namun tetap pakai sistem DC. Sepul hanya pajangan, hahaha, kelakarnya. Masih menurutnya, pemakaian magnet ringan bagus di putaran bawah, atasnya akan kedodoran.

Makanya, lantaran lebih sering turun di trek panjang (800 m), butuh penyesuaian. Pertama kompresi jangan terlalu tinggi, cukup 13,8 : 1. Kedua LSA noken as dibikin kecil, cukup 102, selanjutnya timing pengapian dimainkan, ujarnya.
Timing bisa dipatok sesuka hati karena CDI pakai BRT tipe I-Max. Berikut sedikit contekannya, pada 3 ribu rpm 35, 7 ribu 40, 10 ribu 39, 13 ribu turun lagi jadi 37 sebelum TMA. Oh ya, koil juga pakai milik YZ 125.

Terakhir rasio dimainkan di gigi 3 dan 4. Dibikin lebih rapat dengan atas bawahnya, tutup Hawadis. Sayang angkanya berapa, mekanik yang doyan pakai sarung kala mengorek motor ini mengaku tak hafal.
BTW sarungnya cap gajah lagi ngorek mesin, ya,wkwkwkwkwkwkwkkk!
Data Modifikasi :Pelek dpn-blkg : TK 1,20 x 17
Ban dpn-blkg : HUT 50/80-17, 60/80-17
Cakram : Suzuki RGR
Footstep : Yoshimura
Setang : LHK
Sokbreker : YSS
Magnet : Yamaha YZ 125
CDI : BRT I-Max
Koil : Yamaha YZ 125
SELAMAT MENCOBA DAN SEMOGA ADA HASILNYA YANG SANGAT MEMUASKAN..!!!!! AMIIN . . . .
Gaass…. heheheee

sumber : http://rahasaya.blogdetik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

Agama (8) Akhlaq (7) Arema (1) BBM (2) Bidan (2) BlackBerry (9) Cinta (16) Database (7) Fakta (18) Filosofi (2) Game (1) hacker (2) Hijab (1) hukum (1) Kamera (3) Kehidupan (16) kematian (3) Kesehatan (5) komputer (14) lucu (1) Lumajang (12) malang (12) misteri (8) Motor (5) Narkoba (1) nokia (1) Programing (18) Puisi (28) ramalan (5) remaja (9) Sejarah (3) sony (1) Sql (4) teknologi (5) Tips (21) wanita (20) wisata (24)

Pengikut