1. Berakhlak terhadap jasmani
a. Menjaga kebersihan dirinya
Islam menjadikan kebersihan sebagian dari Iman. Ia menekankan kebersihan secara menyeluruh meliputi pakaian dan juga badan. Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabatnya supaya memakai pakaian yang bersih, baik, dan rapi terutamanya pada hari Jumat, memakai wewangian.
b. Menjaga makan minumnya
Bersederhanalah dalam makan minum, berlebihan atau melampaui dilarang dalam Islam. Sebaiknya sepertiga dari perut dikhaskan untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk bernafas.
c. Tidak mengabaikan latihan jasmaninya
Riyadhah atau latihan jasmani amat penting dalam penjagaan kesehatan, walau bagaimanapun ia dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh Islam tanpa mengabaikan hak-hak Allah, diri, keluarga, masyarakat dan sebagainya. Dalam arti ia tidak mengabaikan kewajiban sembahyang sesuai kemampuan diri, adat bermasyarakat dan lainnya.
d. Rupa diri
Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik. Islam tidak pernah mengizinkan budaya tidak senonoh, compang-camping, kusut, dan lainnya. Islam adalah agama yang mempunyai rupa diri dan tidak mengharamkan yang baik. Seseorang yang menjadikan rupa diri sebagai alasan tindakannya sebagai zuhud dan tawaduk, ini tidak dapat diterima karena Rasulullah yang bersifat zuhud dan tawaduk tidak melakukan begitu. Islam tidak melarang umatnya menggunakan nikmat Allah kepadanya asalkan tidak melampaui batas dan takabur.
2. Berakhlak terhadap akalnya
a. Memenuhi akalnya dengan ilmu
Akhlak Muslim ialah menjaganya agar tidak rusak dengan mengambil sesuatu yang memabukkan dan menghayalkan. Islam menyuruh supaya membangun potensi akal hingga ke tahap maksimum, salah satu cara memanfaatkan akal ialah mengisinya dengan ilmu. Ilmu fardh‘ain yang menjadi asas bagi diri seseorang muslim hendaklah diutamakan karena ilmu ini mampu dipelajari oleh siapa saja, asalkan dia berakal dan cukup umur. Nabi Muhammad menempati kedudukan sebagai manusia sempurna. Allah menciptakan microcosmos, manusia sempurna, dan insan kamil dengan perantaraan kesadaran keilahian-Nya diungkap pada diri sendiri.Untuk itulah manusia harus berusaha untuk bisa menjadi insan kamil.
b. Penguasaan ilmu
Sepatutnya umat Islamlah yang selayaknya menjadi pemandu ilmu supaya manusia dapat bertemu dengan kebenaran. Kekufuran (kufur akan nikmat) dan kealfaan umat terhadap pengabaian penguasaan ilmu ini. Perkara utama yang patut diketahui ialah pengetahuan terhadap kitab Allah, bacaannya, tajwidnya, dan tafsirnya. Kemudian hadits-hadits Rasul, sirah, sejarah sahabat, ulama, dan juga sejarah Islam, hukum-hukum ibadah serta muamalah. Sementara itu umat islam hendaklah membuka tingkat pikirannya kepada segala bentuk ilmu, termasuk juga bahasa asing supaya pemindahan ilmu berlaku dengan cepat. Rasulullah pernah menyuruh Zaid bin Tsabit supaya belajar bahasa Yahudi dan Syiria. Diantara sahabat Rasululllah, Abdullah bin Zubair merupakan sahabat yang memahami dan menguasai bahasa asing. Beliau mempunyai seratus orang khadam yang masing-masing bertutur kata berlainan dan apabila berhubungan dengan mereka, dia menggunakan bahasa yang dituturkan oleh mereka.
3. Berakhlak terhadap jiwa
Manusia pada umumnya tahu benar bahwa jasad perlu disucikan selalu, begitu juga dengan jiwa. Pembinaan akhlak secara efektif dengan memperhatikan faktor kejiwaan, menurut ahli penelitian para psikolog bahwa kejiwaan manusia berbeda-beda menurut perbedaan tingkat usia. Untuk itu perlu adanya suatu cara dalam membersihkan jiwa manusia. Pembersihan jiwa beda dengan pembersihan jasad. Ada beberapa cara membersihkan jiwa dari kotorannya, diantaranya:
a. Bertaubat
b. Bermuraqabah
c. Bermuhasabah
d. Bermujahadah
e. Memperbanyak ibadah
f. Menghadiri lembaga-lembaga ilmu
a. Menjaga kebersihan dirinya
Islam menjadikan kebersihan sebagian dari Iman. Ia menekankan kebersihan secara menyeluruh meliputi pakaian dan juga badan. Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabatnya supaya memakai pakaian yang bersih, baik, dan rapi terutamanya pada hari Jumat, memakai wewangian.
b. Menjaga makan minumnya
Bersederhanalah dalam makan minum, berlebihan atau melampaui dilarang dalam Islam. Sebaiknya sepertiga dari perut dikhaskan untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk bernafas.
c. Tidak mengabaikan latihan jasmaninya
Riyadhah atau latihan jasmani amat penting dalam penjagaan kesehatan, walau bagaimanapun ia dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh Islam tanpa mengabaikan hak-hak Allah, diri, keluarga, masyarakat dan sebagainya. Dalam arti ia tidak mengabaikan kewajiban sembahyang sesuai kemampuan diri, adat bermasyarakat dan lainnya.
d. Rupa diri
Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik. Islam tidak pernah mengizinkan budaya tidak senonoh, compang-camping, kusut, dan lainnya. Islam adalah agama yang mempunyai rupa diri dan tidak mengharamkan yang baik. Seseorang yang menjadikan rupa diri sebagai alasan tindakannya sebagai zuhud dan tawaduk, ini tidak dapat diterima karena Rasulullah yang bersifat zuhud dan tawaduk tidak melakukan begitu. Islam tidak melarang umatnya menggunakan nikmat Allah kepadanya asalkan tidak melampaui batas dan takabur.
2. Berakhlak terhadap akalnya
a. Memenuhi akalnya dengan ilmu
Akhlak Muslim ialah menjaganya agar tidak rusak dengan mengambil sesuatu yang memabukkan dan menghayalkan. Islam menyuruh supaya membangun potensi akal hingga ke tahap maksimum, salah satu cara memanfaatkan akal ialah mengisinya dengan ilmu. Ilmu fardh‘ain yang menjadi asas bagi diri seseorang muslim hendaklah diutamakan karena ilmu ini mampu dipelajari oleh siapa saja, asalkan dia berakal dan cukup umur. Nabi Muhammad menempati kedudukan sebagai manusia sempurna. Allah menciptakan microcosmos, manusia sempurna, dan insan kamil dengan perantaraan kesadaran keilahian-Nya diungkap pada diri sendiri.Untuk itulah manusia harus berusaha untuk bisa menjadi insan kamil.
b. Penguasaan ilmu
Sepatutnya umat Islamlah yang selayaknya menjadi pemandu ilmu supaya manusia dapat bertemu dengan kebenaran. Kekufuran (kufur akan nikmat) dan kealfaan umat terhadap pengabaian penguasaan ilmu ini. Perkara utama yang patut diketahui ialah pengetahuan terhadap kitab Allah, bacaannya, tajwidnya, dan tafsirnya. Kemudian hadits-hadits Rasul, sirah, sejarah sahabat, ulama, dan juga sejarah Islam, hukum-hukum ibadah serta muamalah. Sementara itu umat islam hendaklah membuka tingkat pikirannya kepada segala bentuk ilmu, termasuk juga bahasa asing supaya pemindahan ilmu berlaku dengan cepat. Rasulullah pernah menyuruh Zaid bin Tsabit supaya belajar bahasa Yahudi dan Syiria. Diantara sahabat Rasululllah, Abdullah bin Zubair merupakan sahabat yang memahami dan menguasai bahasa asing. Beliau mempunyai seratus orang khadam yang masing-masing bertutur kata berlainan dan apabila berhubungan dengan mereka, dia menggunakan bahasa yang dituturkan oleh mereka.
3. Berakhlak terhadap jiwa
Manusia pada umumnya tahu benar bahwa jasad perlu disucikan selalu, begitu juga dengan jiwa. Pembinaan akhlak secara efektif dengan memperhatikan faktor kejiwaan, menurut ahli penelitian para psikolog bahwa kejiwaan manusia berbeda-beda menurut perbedaan tingkat usia. Untuk itu perlu adanya suatu cara dalam membersihkan jiwa manusia. Pembersihan jiwa beda dengan pembersihan jasad. Ada beberapa cara membersihkan jiwa dari kotorannya, diantaranya:
a. Bertaubat
b. Bermuraqabah
c. Bermuhasabah
d. Bermujahadah
e. Memperbanyak ibadah
f. Menghadiri lembaga-lembaga ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar