Telah berkembang berbagai opini di tengah masyarakat tentang kemanakah ruh itu pergi setelah berpisah dari jasadnya (mati). Apakah ruh itu masih bergentayangan di alam dunia ini ? Apakah ia mampu menampakkan diri di hadapan manusia ?
Untuk mengetahui itu semua, kita memerlukan informasi yang benar, akurat dan meyakinkan karena permasalahan itu adalah permasalahan ghaib yang mustahil untuk diketahui kecuali hanya jika diberitakan oleh satu-satunya pihak yang mengetahui rahasia alam ghaib yakni Allah Ta`ala.
Dan satu-satunya jalur informasi yang resmi yang digaransi dan direkomandasikan oleh Allah Ta`ala untuk menyampaikan berita-berita alam ghaib tersebut hanyalah melalui utusanNya (rasulNya) yakni Nabi Muhammad Shalallahu `Alayhi Wasallam. Jawaban-jawaban yang tidak berasal dari beliau Shalallahu `Alayhi Wasallam adalah hanya sebatas prasangka dan dugaan semata yang sudah dapat dipastikan bahwa berita tersebut adalah dusta.
Oleh sebab itu semua pertanyaan itu pada kesempatan ini akan dijawab langsung oleh Rasulullah Shalallahu `Alayhi Wasallam dalam sabda beliau berikut ini.
Dari shahabat Al Baraa` bin `Aazib menceritakan: kami keluar bersama Rasulullah Shalallahu `Alalyhi Wasallam untuk mengantar jenazah seorang laki-laki dari kalangan Anshar. Maka kami tiba di pemakaman dan ketika itu lahadnya sedang dipersiapkan. Rasulullah Shalallahu `Alalyhi Wasallam duduk dan kamipun ikut duduk di sekitar Baliau Shalallahu `Alalyhi Wasallam dalam keadaan terdiam tak bergerak seakan-akan diatas kepala kami ada burung yang kami khawatirkan terbang. Di tangan Rasulullah Shalallahu `Alalyhi Wasallam ketika itu ada sebuah ranting yang Beliau Shalallahu `Alalyhi Wasallam gunakan untuk mencocok-cocok tanah.
Maka tiba-tiba Beliau Shalallahu `Alalyhi Wasallam menegok kearah langit dan menengok kearah bumi sebanyak tiga kali kemudian bersabda: “hendaklah kalian meminta perlindungan kepada Allah Ta`aala dari adzab kubur, beliau mengucapkan itu sebanyak dua atau tiga kali, lalu beliau berdo`a: `yaa Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari adzab kubur` pinta beliau sebanyak tiga kali”.
Setelah itu beliau bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin ketika akan meninggalkan dunia dan menuju ke alam akhirat, turun kepadanya para malaikat dari langit. Wajah-wajah mereka putih berseri laksana matahari. Mereka membawa kain kafan dan wangi-wangian dari surga. Merekapun duduk di dekat si mukmin itu sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut `Alayhissalaam hingga duduk di sisi kepala si mukmin itu seraya berkata: “Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan dari Allah”
Ruh yang baik itupun mengalir keluar sebagaimana mengalirnya tetesan air dari mulut wadah kulit. Maka malaikat mautpun mengambilnya. (Di dalam satu riwayat disebutkan: hingga ketika keluar ruhnya dari jasadnya, seluruh malaikat di antara langit dan bumi serta seluruh malaikat yang ada di langit mendoakannya. lalu dibukakanlah untuknya pintu-pintu langit. Tidak ada satu malaikat penjaga pintu langitpun kecuali mesti berdo`a kepada Allah agar ruh itu diangkat melewati mereka).
Ketika ruh itu diambil oleh malaikat maut, tidak dibiarkan sekejap matapun berada ditangan malaikat maut itu melainkan segera diambil oleh para malaikat yang berwajah putih tadi. Maka mereka membungkus ruh tersebut kedalam kain kafan dan wangi-wangian yang mereka bawa, dan keluarlah dari ruh tersebut wangi yang paling semerbak dari aroma wewangian yang pernah tercium dimuka bumi ini.
Kemudian para malaikat itu membawa ruh itu naik. Tidaklah mereka melewati sekelompok malaikat kecuali mesti ditanya: “siapakah ruh yang baik ini?” para malaikat yang membawanya menjawab: “Fulan bin Fulan”, disebut namanya yang paling bagus yang dulunya ketika di dunia orang-orang menamakannya dengan nama tersebut. Demikian hingga rombongan itu sampai ke langit dunia. merekapun meminta dibukakan pintu langit untuk membawa ruh tersebut. Maka dibukakanlah pintu langit. Penghuni setiap langit ikut mengantarkan ruh tersebut sampai ke langit berikutnya hingga mereka sampai ke langit yang ke tujuh. maka Allah `Azza wa Jalla berfirman: “Tulislah catatan amal hamba-Ku ini di `illiyyiin dan kembalikanlah ia ke bumi, karena dari tanah mereka Aku ciptakan, ke dalam tanah mereka akan Ku kembalikan dan dari dalam tanah mereka akan Aku keluarkan pada kali yang lain”.
Si ruh pun dikembalikan ke dalam jasadnya yang dikubur di dalam tanah. Maka sunguh ia mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburnya ketika mereka pergi meninggalkannya.
Maka setelah itu ia didatangi dua malaikat yang mendudukkannya dan mereka bertanya kepadanya “siapa Rabb kamu?” ia menjawab: “Rabbku adalah Allah”. Ditanya lagi: “Apa agamamu?”, Jawabnya: “agamaku Islam” jawabnya. “Siapa laki-laki yang diutus di tengah kalian ?” tanya dua malaikat lagi, “Dia adalah Rasulullah Shalallahu `Alayhi Wasallam” jawabnya. “Apa amalmu” pertanyaan berikutnya, “aku membaca kitabullah lalu aku beriman dan membenarkannya” ,jawabnya.
Ini adalah ujian terakhir yang dihadapkan kepada seorang mukmin. Dan Allah mengokohkannya sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya: “Allah menguatkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam kehidupan dunia dan dalam kehidupan akhirat.” (Ibrahim:27).
Kemudian tersengarlah suara penyeru dari langit yang menyerukan: “Telah benar hamba-Ku, maka bentangkanlah untuknya permadani dari surga. Pakaikanlah ia pakaian dari surga dan bukakanlah untuknya sebuah pintu ke surga.
Lalu datanglah kepada ruh mukmin ini wangi dan semerbaknya surga serta dilapangkan baginya kuburnya sejauh mata memandang. kemudian ia didatangi oleh pria yang berwajah bagus, berpakaian bagus, harum baunya seraya berkata: “Bergembiralah dengan apa yang menggembirakanmu, ini adalah hari yang pernah dijanjikan kepadamu.”
Ruh mukmin ini bertanya dengan heran: “Siapakah engkau ? Wajahmu merupakan wajah yang datang dengan kebaikan”. “Aku adalah amal shalihmu. Demi Allah aku tidak mengetahui dirimu melainkan seorang yang bersegera mentaati Allah dan lambat dalam bermaksiat kepada Allah, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan” jawab yang ditanya. Kemudian dibukakan untuknya pintu dari surga dan neraka. Lalu dikatakan: “ini adalah tempatmu seandainya engkau dulunya bermaksiat kepada Allah, lalu Allah mengganti bagimu dengan surga ini”. Maka bila ruh mukmin ini melihat apa yang ada di dalam surga, iapun berdo`a: “Wahai Rabb-ku segerakanlah datangnya hari kiamat agar aku dapat kembali kepada keluarga dan hartaku.” Dikatakan kepadanya “Tinggallah engkau”.
Kemudian Rasulullah Shalallahu `Alalyhi Wasallam melanjutkan penuturan beliau tentang perjalanan ruh. Beliau Shalallahu `Alalyhi Wasallam bersabda: ”Sesungguhnya seorang hamba yang kafir (di dalam riwayat yang lain hamba yang fajir) apabila akan berangkat meningggalkan dunia dan menuju alam akhirat, turun kepadanya dari langit para malaikat yang keras, kaku dan berwajah hitam. Mereka membawa kain yang kasar dari neraka. Mereka duduk di dekat si kafir itu sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut hingga duduk di sisi kepala si kafir seraya berkata “Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan Allah”.
Ruh yang buruk itu pun terpisah-pisah berserakan dalam jasadnya, lalu ditarik oleh malaikat maut sebagaimana dicabutnya besi yang banyak cabangnya dari wol yang basah, hingga tercabik-cabik urat dan syarafnya. Seluruh malaikat di antara langit dan bumi dan seluruh malaikat yang ada dilangit melaknatnya. pintu-pintu langit ditutup. Tidak ada satu malaikat penjaga pintu pun kecuali berdo`a kepada Allah Ta`ala agar ruh si kafir itu jangan diangkat melewati mereka. Kemudia malaikat maut mengambil ruh yang telah berpisah dengan jasad tersebut, namun tidak dibiarkan sekejap matapun berada di tangan malaikat maut, melainkan ruh tersebut segera diambil oleh para malaikat yang berwajah hitam lalu dibungkus dalam kain yang kasar. Dan keluarlah dari ruh tersebut bau bangkai yang paling busuk yang pernah didapatkan di muka bumi. Kemudian para malaikat tersebut membawa ruh tersebut naik. Tidaklah mereka melewati sekelompok malaikat kecuali mesti ditanya “Siapakah ruh yang buruk ini?” para malaikat yang membawanya menjawab ‘Fulan bin fulan”, disebut namanya yang paling jelek yang dulu ketika di dunia ia dinamakan dengannya. Demikian hingga rombongan ini tiba dilangit dunia (langit yang paling rendah), merekapun meminta dibukakan pintu langit untuk membawa ruh tersebut namun tidak dibukakan. Rasulullah Shalallahu `Alayhi Wasallam kemudian membacakan: “Tidak dibukakan untuk mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk ke dalam surga sampai untu bisa masuk ke lubang jarum”. (Al A`raf:40)”.
Allah Ta`ala berfirman: “Tulislah catatan amalnya di sijjiin di bumi yang paling bawah”. lalu ruhnya dilemparkan begitu saja”. Rasulullah Shalallahu `Alayhi Wasallam kemudian membacakan ayat: “Dan siapa yang menyekutukan Allah maka seakan-akan ia jatuh tersungkur dari langit lalu ia disambar oleh burung atau dihempaskan oleh angin ke tempat yang jauh lagi membinasakan”.
Si ruhpun dikembalikan ke dalam jasadnya yang dikubur di dalam tanah. Lalu ia didatangi oleh dua malaikat yang kemudian mendudukannya dan menanyakan kepadanya: “siapa rabbmu?” ia menjawab “Hah…hah… aku tidak tahu”. Ditanya lagi: “Apa agamamu?” ia menjawab: “Hah…hah… aku tidak tahu”. Ditanya lagi: “Siapakah lelaki yang diutus ditengah kalian ?” ia menjawab: “hah…hah… aku tidak tahu”. Terdengarlah suara penyeru dari langit yang menyerukan: “Telah dusta orang itu. maka bentangkanlah untuknya hamparan dari neraka dan bukakanlah untuknya sebuah pintu dari neraka!”.
Lalu datanglah kepadanya hawa panasnya neraka dan disempitkan kuburnya hingga bertumpuk-tumpuk (tumpang-tindih) tulang rusuknya (karena sesaknya kuburnya). kemudian seorang yang buruk rupa, berpakaian jelek dan berbau busuk mendatanginya seraya berkata: “Bergembiralah dengan apa yang menjelekkanmu. Inilah hari yang pernah dijanjikan kepadamu”.
Si kafir bertanya dengan heran: “Siapakah engkau? wajahmu merupakan wajah yang datang dengan kejelekan”. Dijawab: “Aku adalah amalanmu yang jelek. Engkau adalah orang yang lambat untuk mentaati Allah Ta`ala, namun sangat bersegera dalam bermaksiat kepada Allah Ta`ala. Semoga Allah ta`ala membalasmu dengan kejelekan”.
Kemudian didatangkan kepadanya seorang yang buta, bisu dan tuli. Ditangannya ada sebuah tongkat dari besi yang bila dipukulkan ke sebuah gunung niscaya gunung tersebut akan hancur menjadi debu. lalu orang yang buta, bisu dan tuli itu memukul si kafir dengan satu pukulan hingga ia menjadi debu. Kemudian Allah mengembalikan jasadnya sebagaimana semula, lalu ia dipukul lagi dengan pukulan berikutnya. iapun menjerit dengan jeritan yang dapat didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia. Kemudian dibukakan untuknya sebuah pintu neraka dan dibentangkan hamparan neraka maka iapun berdoa: “Wahai rabbku, janganlah engkau datangkan hari kiamat”. (H.R Ahmad dalam Musnadnya , Al Haakim dalam Mustadrak `ala shahihnya).
[Syaikh Al Albani rahimahullah telah menyebutkan dan menshahihkannya di dalam kitab beliau Ahkam Al Janaiz hal 156-159]
Demikianlah berita dari Allah yang disampaikan RasulNya Muhammad Shalallahu `Alayhi Wasallam tentang perjalanan ruh setelah berpisah dari jasadnya. Dari berita tersebut kita dapati bahwa para ruh itu ketika telah berpisah dari jasadnya, maka ia akan segera sibuk dengan urusannya masing-masing. Bila ia ketika didunia adalah orang yang baik maka ia akan segera sibuk dengan segala kenikmatan yang Allah Ta`ala sediakan didalam kuburnya. Dan bila ia orang yang kafir dan durhaka ketika di dunia maka iapun akan segera sibuk dengan dahsyatnya adzab Allah di kuburnya.
Demikianlah para ruh itu setelah berpisah dari jasadnya, masing-masing dari mereka akan sibuk dengan urusan di kuburnya masing-masing, sehingga tentu saja mereka tidak akan sempat lagi memikirkan nasib orang-orang yang ditinggalkannya di dunia apalagi mendatanginya atau bergentayangan di dunia seperti yang disangkakan sebagian orang, dimana sebagian orang menyangka bahwa si mayyit itu bisa menyampaikan (menjadi perantara) doa antara dia dengan Allah, dan anggapan sebagian orang juga yang menyangka bahwa adanya ruh yang bergentayangan.
Dan setelah mengetahui berita diatas, masihkah kita berani bermaksiat kepada Allah dan enggan untuk taat kepadaNya ? Manakah yang menjadi pilihan kita saat menghadapi kenyataan ketika maut menjemput: ruh diangkat ke langit dengan penuh kemulyaan kemudian dihantarkan kembali untuk memperoleh kenikmatan yang kekal, ataukah pilihan kedua yakni ruh dihempaskan dengan hina dari langit dunia untuk menjemput adzab Allah yang amat pedih?
Semoga Allah Ta`ala menganugerahkan kepada kita akhir hidup yang husnul khathimah, melindungi kita dari adzab kubur dan memasukkan kita ke surgaNya dengan rahmatNya. Amin ya mujiibus saa`iliin.
Sumber : samuderailmu.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar