Katamu: membenci cara terbaik untuk melupakan.
Kataku: tetap mencintai cara terbaik untuk mengikhlaskan.
------------------------
Dinding bisu, bantal basah,
dan kesedihan yg terlambat kauketahui.
Ini pagi yg sempurna untuk merayakan duka.
------------------------
Dan aku membangun pelaminan sendiri
Dari risalah pagi yg diruntuhkan kenangan
Dan para penunggang kesunyian.
------------------------
Sejak dinihari aku menanti.
Entah mengembara di mana cahaya merah.
Guratan di langit cuma cerita tentang pipit risau
------------------------
Tuliskan aku sebuah puisi,
tentang pagi yang tak menyakiti, setelah itu;
kau boleh jatuh cinta lagi
------------------------
Jiwa hidup dari cinta.
Rindu sebagai napasnya.
------------------------
pagi ialah tangan yang terulur santun, ke dalam hatimu.
dibukakannya pintu kebaikan dan keselamatan, bagimu
------------------------
suara batuk Ibu seperti tiktok jam,
yg makin syahdu saat tengah malam.
batuk Ibu dan tiktok jam saling melengkapi kepedihan
------------------------
aku tak mencintai apa pun,
aku tak memiliki yg paling kucintai,
karna aku tak hidup untuk segala yg fana.
------------------------
hujan itu, cintaku, seperti dlm sebuah sajak,
tak lebih melankoli, yakni kita: yg bersikeras percaya,
pada cinta yg tak ada
------------------------
seperti saat kau sayat pedih pada ingatan;
biarkan aku tetap menjadi yg asing dan tak terkenali,
dalam ciuman kasihmu.
------------------------
ada yg hendak dikekalkan cahaya bulan.
tapi apa yg nyata, selain bayangan?
selebihya hanya perasaan kehilangan
------------------------
kebahagiaan hanyalah mata berkaca-kaca,
yg memantulkan geletar langit kelabu.
sesendu itukah, kamu mencintaiku?
------------------------
suatu pagi, kau menuliskan kerinduan ke dalam puisi.
sejak itu, aku tak pernah menemukanmu lagi.
------------------------
jatuh cintalah, seperti airmatamu, yang rela jatuh.
karena tahu: ia jatuh tidak untuk sia-sia.
------------------------
akan tiba nanti, segala kepedihan tak akan lagi tertampung pada puisi ini:
ketika kau sayat nadi, yang menetes sepi
------------------------
Seperti kelekap pada batu, kudekap tubuhmu.
Tapi tak kunjung mampu kusentuh kedalaman jiwamu.
------------------------
Akulah api, Prothomeus. Ambillah! Jangan takut.
Sebab, kesedihan adalah mereka, yg tak bersedia menerima kebenaran.
------------------------
tengah malam mata itu terjaga;
retak waktu menunggu diuji oleh kopi.
------------------------
cangkir kopi itu pulang sendiri setelah dikecup kesedihanmu.
------------------------
secangkir kopi ini menawarkan deru kereta, piazza di suatu senja,
juga seseorang yg bertahan dalam kehilangan.
------------------------
Burung membagikan cericitnya kepada anak-anak pagi yg baru lahir.
Matahari memberinya baju yg terbuat dari embun dan mimpi.
------------------------
Kelak akan kutemui kau pada takdir yg lain.
Mungkin juga, kepedihan lain. Apalah kita, yg bersandar pd segala yg tak kekal.
------------------------
Membaca Sapardi; aku mengingatmu sebagai kabut.
Cahaya raib sebelum kata-kata mengetuk.
Setelahnya, cuma sepi menderu-deru.
------------------------
Malam sudah terpejam, matanya lebih kelam dari kerisauan.
Dan kita masih langit sehabis hujan, yg dibasahkan cahaya.
------------------------
Kecuali malam yg risau, angin di luar mendesau memukul dedaun.
Di sini dlm igau kubentur-bentur namamu. Lalu kususun jd kau
------------------------
Engkaulah muara itu, perjalanan yg seolah tanpa akhir.
Menujumu, aku tak pernah henti mengalir.
------------------------
Bahkan angin tak pernah benar-benar hening.
Tiada kenangan yang bisa menjadi asing.
------------------------
Aku hidup untuk menantang bahaya.
Itu sebabnya aku mencintaimu.
------------------------
hanya ada jatuh, di gerimis, dari mana segalanya menghilang.
tebing menahan ingin, dan kita percaya: yg jatuh akan abadi.
------------------------
di pikiranku: malam beku, udara selembut lumut.
dadaku telaga bisu, sebutir batu kaulemparkan, dan keheningan, dijeritkan.
------------------------
Hanya sedih yg cantik, yg bisa luput dari maut, katamu.
Tapi, sayang, tak ada yg secantik waktu dalam kata-kata.
------------------------
Adakah yg lebih indah dari matamu.
Cahaya yg menyusup ke dasar jiwa, dimana aku berkaca tentang keniscayaan kasihmu
Sabtu, 31 Agustus 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Agama
(8)
Akhlaq
(7)
Arema
(1)
BBM
(2)
Bidan
(2)
BlackBerry
(9)
Cinta
(16)
Database
(7)
Fakta
(18)
Filosofi
(2)
Game
(1)
hacker
(2)
Hijab
(1)
hukum
(1)
Kamera
(3)
Kehidupan
(16)
kematian
(3)
Kesehatan
(5)
komputer
(14)
lucu
(1)
Lumajang
(12)
malang
(12)
misteri
(8)
Motor
(5)
Narkoba
(1)
nokia
(1)
Programing
(18)
Puisi
(28)
ramalan
(5)
remaja
(9)
Sejarah
(3)
sony
(1)
Sql
(4)
teknologi
(5)
Tips
(21)
wanita
(20)
wisata
(24)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar